JATIMPLUS.COM – Sektor perhotelan di Kota Batu menghadapi tantangan berat pada musim libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Hingga penghujung Desember, tingkat hunian hotel (okupansi) di kota wisata ini dilaporkan belum mengalami peningkatan signifikan dan masih tertahan di angka rata-rata 60 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi, mengakui bahwa realisasi tahun ini jauh di bawah ekspektasi. Target awal sebesar 90 persen pada malam Natal nyatanya hanya mampu menyentuh kisaran 60 hingga 70 persen.
Dampak Penurunan Daya Beli Kelas Menengah
Sujud menilai kondisi ini merupakan cermin dari melambatnya ekonomi nasional yang berdampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama kelompok kelas menengah.
“Meskipun tingkat hunian relatif stabil di angka 60 persen sepanjang 25 hingga 28 Desember, angka ini masih jauh dari target ideal,” ujar Sujud.
Ia menyoroti fenomena pergeseran kelas ekonomi dengan merujuk pada data Gaikindo. Penurunan penjualan mobil sebesar 10 persen secara tahunan, yang berbanding terbalik dengan kenaikan penjualan sepeda motor, menjadi indikator bahwa segmen menengah sedang mengalami tekanan ekonomi. Hal ini berdampak pada pola belanja wisatawan yang kini jauh lebih selektif dalam memilih akomodasi.
Persaingan Ketat dengan Vila
Selain faktor ekonomi makro, Sujud menyebutkan bahwa maraknya pertumbuhan vila di Kota Batu turut memengaruhi pangsa pasar hotel. Saat ini, pasokan vila dinilai sudah berlebih (oversupply), sehingga memicu persaingan harga yang sangat ketat.
“Vila berada di luar naungan PHRI dan memiliki asosiasi sendiri. Kondisi pasokan yang melimpah ini membuat hotel kesulitan menaikkan tarif kamar, bahkan pada momen puncak seperti malam pergantian tahun,” jelasnya.
Hingga saat ini, reservasi untuk malam Tahun Baru masih berada di angka 60 persen. Namun, PHRI tetap optimistis dan berharap ada lonjakan pemesanan di detik-detik terakhir (last-minute booking) agar okupansi bisa mendekati angka 90 persen.
Kota Batu Tetap Jadi Magnet Wisata Keluarga
Meski dihantam tantangan ekonomi dan persaingan akomodasi alternatif, Sujud menegaskan bahwa Kota Batu tetap memiliki posisi tawar yang kuat sebagai destinasi wisata keluarga.
Berbeda dengan wilayah Malang yang lebih banyak diminati wisatawan mancanegara untuk wisata heritage pada hari biasa, Kota Batu tetap menjadi pilihan utama bagi wisatawan domestik untuk menginap saat hari besar dan libur panjang seperti Nataru dan Lebaran. (HXK)




