PolitikUmum

Thailand dan Kamboja Sepakati Gencatan Senjata Akhiri Bentrokan Perbatasan

282
×

Thailand dan Kamboja Sepakati Gencatan Senjata Akhiri Bentrokan Perbatasan

Sebarkan artikel ini
Pertemuan Menteri Pertahanan Thailand dan Kamboja untuk gencatan senjata (Foto: X - Anwar Ibrahim)

JATIMPLUS.COM – Thailand dan Kamboja akhirnya menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran mematikan di sepanjang wilayah perbatasan kedua negara. Kesepakatan ini dicapai setelah berminggu-minggu bentrokan bersenjata, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

Bentrokan tersebut dilaporkan menewaskan lebih dari 100 orang dan memaksa lebih dari setengah juta warga sipil mengungsi dari daerah konflik. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani oleh menteri pertahanan Thailand dan Kamboja pada Sabtu (27/12/2025) dan mulai berlaku pada pukul 12.00 waktu setempat.

Dalam kesepakatan tersebut, kedua negara sepakat menghentikan penggunaan seluruh jenis senjata. Selain itu, serangan terhadap warga sipil, infrastruktur, serta sasaran militer dilarang di seluruh wilayah konflik.

Thailand dan Kamboja juga berkomitmen mempertahankan posisi pasukan masing-masing tanpa melakukan pergerakan tambahan guna mencegah eskalasi lebih lanjut. Kesepakatan ini sekaligus mengakhiri sekitar 20 hari pertempuran yang menjadi salah satu konflik terpanjang antara dua negara Asia Tenggara itu dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai bagian dari perjanjian, Thailand menyetujui pemulangan 18 tentara Kamboja yang ditahan dalam bentrokan sebelumnya. Pemulangan tersebut dijadwalkan dilakukan dalam waktu 72 jam setelah gencatan senjata dipatuhi sepenuhnya oleh kedua belah pihak.

Selain itu, kedua negara sepakat menghindari tindakan provokatif dan tidak menyebarkan informasi palsu yang berpotensi memicu ketegangan baru. ASEAN juga akan mengirimkan tim pengamat untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata di wilayah perbatasan.

Kedua pihak menyatakan akan menjaga komunikasi terbuka guna menyelesaikan berbagai persoalan yang mungkin muncul di lapangan. Namun demikian, 72 jam pertama pelaksanaan gencatan senjata dinilai menjadi fase paling krusial untuk memastikan stabilitas keamanan benar-benar terjaga.

Hingga kini, banyak warga yang masih mengungsi memilih menunggu jaminan keamanan sebelum memutuskan kembali ke rumah masing-masing. Konflik ini sendiri berakar dari sengketa wilayah di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja yang membentang sekitar 800 kilometer.

READ  Layanan Pelayaran Minerba Mandek, Kadin Jatim: Penahanan Ratusan Kontainer Harus Diatasi Segera

Sebelumnya, gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Tiongkok, dan Malaysia pada Juli lalu sempat menghentikan pertempuran. Namun, kesepakatan tersebut runtuh pada awal bulan ini, dengan kedua negara saling menuding sebagai pihak yang memicu kembali bentrokan dan melakukan serangan terhadap warga sipil.

Gencatan senjata terbaru ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju stabilitas dan perdamaian jangka panjang di kawasan perbatasan Thailand-Kamboja. (WJO)